Kamis, 03 Mei 2012

       Dari Ruang Tunggu

     
menunggu..
sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
.......

Sepenggal syair lagu dari Zivilia yang kalau aku tak salah dengar. Sangat mewakili perasaan sebagian besar orang yang harus menjalaninya. Tapi karena terkadang tak ada pilihan lain selain menjalaninya, ya terpaksalah kita menikmatinya daripada menjalani tetapi tersiksa.
Suatu ketika akupun harus menghadapi hal itu bahkan untuk waktu yang saat itu tak bisa dipastikan lamanya karena ini adalah menunggu anak yang sedang dirawat karena sakit.
Rumah sakit tempat anakku dirawat menyediakan ruang tunggu khusus untuk pasien yang menempati ruang intensif. Tempatnya adalah semacam aula seluas kurang lebih duapuluh meter persegi dengan dinding setinggi tak sampai satu meter. Lantainya yang berkeramik lebih tinggi dari lantai di sekitarnya sehingga lebih nyaman daripada jika sejajar saja. Untuk penghuni ruang tunggu juga disediakan kamar mandi khusus. Jadi secara keseluruha cukup memadai untuk sekedar beristirahat sambil enunggu kerabat yang sedang dirawat. Namanya juga gratis, segitu kurang apa lagi.
Letak ruang tunggu yang menempel dengan ruang perawatan sangat memudahkan keluarga untuk mengawasi pasien maupun pihak rumah sakit yang hendak menghubungi keluarga pasien.Selain itu setiap waktu makan ada pedagang makanan yang menjajakan makanannya di situ.Kami tidak perlu pergi mencari pengisi perut ke tempat lain asalkan cocok dengan menu murah meriah yang disediakan si pedagang.
Perasaan senasib dan tinggal bersama di satu tempat menimbulkan kedekatan antara sesama penghuni ruang tunggu. Ada kalanya kedekatan itu berlanjut hingga setelah masa yang lama keluar dari ruang tunggu.
Seperti yang terjadi dengan sepasang remaja ini. Sang pemuda sedang menunggui keponakannya yang lahir  prematur dan harus berada di inkubator selama beberapa waktu. Sementara itu ada pasien anak yang ditunggui oleh bibinya. Sang paman dan sang bibi ini ternyata mendapatkan anugerah dengan datangnya perasaan suka di antara mereka. Masa-masa menunggu keponakan yang tadinya sangat membosankan menjadi sangat indah bagi mereka. Kebahagiaan pasangan itu menular pula pada sesama penunggu pasien sehingga mendatangkan suasana hangat di tengah kesenduan.Khabarnya mereka pun akhirnya menikah setelah beberapa saat berpacaran.
Ada drama lain yang tragis. Ketika suatu malam serombongan orang datang ke ruang tunggu dengan ekspresi kesedihan yang sangat kentara. Dari cerita yang beredar kemudian, ternyata mereka mengalami musibah yang memilikan. Ketika hendak berangkat ke rumah sakit untuk mengantar anggota keluarga yang sakit, mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.
walhasil seluruh penumpang harus menjalani perawatan.
Ada juga berita yang bernuansa gosip yang beredar di kalangan penunggu. Ibu muda yang itu ternyata melahirkan bayi prematur tapi bapaknya bukan suaminya yang turut menunggu di situ, Atau tante itu istri kedua, makanya suaminya tidak pernah kelihatan untuk ikut menunggu anak perempuannya yang sedang dirawat.
Yah, macam-macamlah cerita yang terjadi selama menunggu pasien terutama jika untuk waktu yang cukup lama. pernak-pernik semacam itu bisa untuk mengurangi rasa bosan yang kadang melanda karena tak ada hal penting yang dilakukan untuk waktu yang cukup lama.

Rabu, 02 Mei 2012

PENCARIAN CINTA

PENCARIAN CINTA

dimana kan kucari
cinta sejati

apakah ada di hatimu, kekasih?
tapi kau membuatku sakit hati

atau...adakah di senyummu,permata hatiku?
tapi kau cemberut dan gusar padaku

o..barangkali ada di sapamu, surgaku?
ah...tak jarang kaupun kecewa padaku

bahkan dirikupun
buatku berpaling

dimana kan kucari
cinta sejati

mengapa kau cari
Dia yang menujumu
tapi kau berlari
.......

Selasa, 01 Mei 2012

Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus?

Memiliki anak berkebutuhan khusus? Sungguh tak terbayangkan. Tapi  itulah yang kami hadapi selama sepuluh tahun ini. Kami harus punya kesabaran dan ketelatenan yang lebih daripada ketika kami membesarkan anak-anak lain yang normal. Tapi tak bisa dipungkiri juga bahwa selain harus lebih sabar dan telaten, kami tetap merasakan saat-saat bahagia dan menyenangkan ketika merawatnya.
Bagaimanapun juga yang namanya anak bagi orangtuanya dalam pepatah jawa disebut kencono wingko (saya juga tahunya dari pak Ageng di buku Mangan Ora Mangan Kumpul karya pak Umar Kayam ).Maksudnya biarpun seburuk apa (wingko artinya pecahan genting ) anak bagi orangtuanya tetaplah yang terindah (kencono artinya permata).Mudaha-mudahan tafsiran saya ini juga nggak salah. Tapi mungkin ini karunia juga bahwa biarpun anak kami punya kekurangan sedemikian tapi kami masih dikaruniai rasa sayang padanya sehingga dapat melihatnya sebagai kencono. Mudah-mudahan lagi rasa itu tetap ada dan semakin tepat porsinya.
Saat bahagia bersama dia datang silih berganti dengan perasaan sedih yang kadangkala datang. Melihat sosoknya yang kalau dilihat sekilas tidak menunjukkan kekurangan,tapi ketika sudah berinteraksi maka akan ketahuan kalau dia ternyata mempunyai kekurangan. Melihat tingkahnya yang masih seperti anak balita di usia sepuluh tahun kadang mendatangkan tawa karena kelucuannya. Kalau dia mulai usil dan ngeyel,mulailah kita sibuk melayani atau menenangkan. Kalau kami sedang lapang dada karena lapang kantong, lapang waktu atau lapang urusan, nggak masalah dia mau berulah kita masih bisa menghadapi dengan melayaninya atau mengalihkan perhatiannya. Tapi ketika kita sedang sempit dada karena merasa sempit kantong, sempit waktu atau merasa banyak urusan, ini namanya kiamat kecil.
Perasaan sangat sedih ketika dia keluar rumah tanpa seorang anggota keluarga tahu kemana
 perginya atau istilah gampangnya kalau dia "hilang". Ini sudah berkali-kali terjadi dan rasanya selalu sama. Susah menggambarkannya tapi beberapa perasaan yang ada bisa diperinci kira-kira sbb : marah karena dia pergi tanpa pamit sehingga saya harus pontang-panting mencari, takut kalau dia tidak bisa ditemukan terus berbuntut pikiran-pikiran kekhawatiran "tidurnya gimana,makannya gimana,nangis atau ngga, selamat atau ngga dll". Satu kalimat yang menurut saya paling tepat menggambarkan perasaan saya ketika dia "menghilang" adalah : KEPALAKU MAU PECAH.
Dari sekian kali dia menghilang, selalu dia dapat kembali ke pelukan kami. Dan rasanya ketika dia ketemu adalah plong yang luar biasa.
Membesarkan anak berkebutuhan khusus ? Sungguh tak terbayangkan. Tapi itulah yang kami hadapi selama sepuluh tahun ini. Tapi kami akan melaluinya sebagaimana kami telah melalui sepuluh tahun ini dengan perasaan bahagia dan sedih silih berganti. Kami yakin kami akan bisa melaluinya karena bukankah perasan sedih dan bahagia silih berganti juga dialami ketika membesarkan anak normal.
(ditulis sebagai ucapan selamat datang pada diriku sendiri di dunia menulis yang sudah lama kuidam-idamkan tapi baru kejadian sekarang).